• Home
  • Peta Sebaran
  • Kategori
    • Rintisan
    • Berkembang
    • Maju
    • Mandiri
    • Semua Kategori
  • Produk Wisata
    • Atraksi
      • Wisata Alam (7,040)
      • Wisata Budaya (5,751)
      • Wisata Buatan (3,283)
    • Paket Wisata
    • Suvenir
  • Informasi
    • Berita
    • Event
    • Materi Bimtek
      • Bimtek Jadesta
      • Dewan Juri ADWI 2024
      • Tahapan Penilaian
      • Kategori DTW dan Digital
      • Kategori Amenitas
      • Kategori Kelembagaan dan Resiliensi
    • Direktori
    • Pertanyaan dan Jawaban
    • Video 50 Besar ADWI 2021
    • Video 50 Besar ADWI 2022
    • Video 75 Besar ADWI 2023
    • Video 50 Besar ADWI 2024
  • Forum
    • ADWI 2024
    • ADWI 2023
    • ADWI 2022
    • ADWI 2021
    • Forum Jadesta
Login Daftar

Indang Tuo

Desa Wisata Koto Kaciak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
  • Profil Atraksi
  • Fasilitas

Di nagari koto kaciak digelar mempertunjukkan aksi kesenian klasik Islami. Masyarakat setempat menyebutnya Indang Tuo. Indang Tuo merupakan indang yang mensiarkan ajaran agama Islam melalui kesenian rebana.

“Indang ini semula berkembang di Aceh, kemudian menyebar hingga ke Jorong Balai Belo. Di Jorong Balai Belo, kesenian ini sudah ada sejak 1958, “katanya.

Sejarah Indang berawal ketika Rasulullah membuat permainan untuk 11 orang anak Bujaha atau Sudaki. Mereka anak-anak zalim yang dirangkul sehingga menjadi alim dan ulama besar.

“Mereka diberikan semacam permainan Ripa’i atau Rebana sebagai media untuk menarik secara berlahan, sehingga mau mengikuti ajaran Islam,”katanya.

Kesebelas anak Yuzalim tersebut tumbuh besar menjadi ulama besar yang menyiarkan Agama Islam. Beberapa orang diantaranya, berhasil sampai ke Aceh dan memainkan kesenian tersebut untuk menjadi penarik masyarakat ikut dalam ajaran Islam.

“Perkembangan Islam di Aceh cukup pesat melalui Kesenian Indang tersebut. Hingga akhirnya sampai pula di Pariaman melalui Syekh Burhanuddin atau Abdulrahman,” katanya.

Sedangkan bisa sampai ke Koto Kaciak ini lanjutnya, melalui beberapa tokoh yang belajar ke Pariaman. Seperti Raba’in Sutan Parpatiah, Limun Sutan Majo Kayo, Saripudin, dan Sutan Pamenan. Saat itu sekitar tahun 1958.

Fasilitas

  • Kamar Mandi Umum
  • Kesenian dan Budaya
  • Musholla
  • Selfie Area
  • Tempat makan

QRCode Atraksi

Harga Mulai Dari

Rp 20,000

Kontak Desa Wisata

  • Desa Wisata Koto Kaciak
  • 082385303117
  • Jorong balai belo, nagari koto kaciak, kecamatan Tanjung raya

Bagikan Atraksi

  • Share
  • Tweet


Jejaring Desa Wisata

Desa Wisata

  • Rintisan
  • Berkembang
  • Maju
  • Mandiri
  • Pencarian Desa Wisata
  • Wisata Alam
  • Wisata Budaya
  • Wisata Buatan
  • Pencarian Atraksi

Hubungi Kami

0812-1000-2190
info@jadesta.com
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
© 2025
  • Close X