Kampung Wisata Cengkeh Afo berada di RT 06 RW 03, Jl. Cengkeh Afo, Dusun Air Tege-Tege, Kelurahan Tongole, tepatnya berada di lereng Gunung Gamalama di ketinggian 350 mdpl, berjarak kurang lebih 6 km dari pusat Kota Ternate. Kampung wisata seluas kurang lebih 10 hektar ini dikelola oleh Komunitas Cengkeh Afo & Gamalama Spices Community (CAGS), dengan jumlah anggota komunitas sebanyak 35 orang. Kampung wisata ini telah dikelola sejak tahun 2017 dengan kunjungan wisatawan domestik dan nusantara lebih dari 50.000 orang dan wisatawan mancanegara mencapai 1.200 orang. Suhu di wilayah ini sangat sejuk dan dikenal dengan nama Hutan Rempah Cengkeh Afo serta memiliki pemandangan alam yang mempesona. Di kampung wisata ini pernah tumbuh cengkih tertua di dunia “Cengkeh Afo” generasi pertama berumur 416 tahun, dan kini tersisa generasi ketiga berumur 200 tahunan dan terus dilindungi.
- Kampung Wisata Cengkeh Afo adalah Ikon wisata sejarah rempah dunia yang autentik, dimana pohon cengkih tertua di dunia tumbuh di tempat ini. Kampung wisata Cengkih Afo berada di ketinggian kurang lebih 400 mdpl sehingga memiliki suhu yang sejuk. Wilayah ini memiliki panorama alam yang menawan yaitu hamparan kebun cengkih dan pala serta hutan hujan tropis dengan view yang spektakuler di seberang lautan, yaitu Pulau Tidore, Pulau Maitara dan Pulau Mare. Cengkih Afo menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa-bangsa Eropa (Portugis, Spanyol dan Belanda) datang ke Maluku Utara. Kampung wisata ini menyimpan nilai historis yang kuat sebagai bagian dari “Spice Route”.
- Penerapan konsep ekowisata berbasis kearifan lokal. Kampung wisata Cengkeh Afo umumnya memiliki infrastruktur bangunan rumah yang sederhana. Namun pada objek wisatanya hampir semuanya menggunakan fasilitas ramah lingkungan, mulai dari saung, mushollah, sales outlet, dapur, pagar, toilet, spot swa foto, hingga seluruh dekorasinya dibuat dari bambu lokal (bambu cina/bambu batik/bambu tutul) dan kayu. Situasi ini mewujudkan suasana alam yang authentic, ramah lingkungan, dan memikat secara visual. Masyarakat setempat mengangkat issue-issue edukasi rempah kepada wisatawan terutama pemuda, pelajar dan mahasiswa melalui paket tour “Jelajah Hutan Rempah Cengkeh Afo”. Selain itu, warga setempat sangat aktif berperan dalam pelestarian lingkungan di wilayah ini dengan menanam kembali pohon dan bambu pada sejumlah lahan. Komunitas CAGS aktif mengkampanyekan merawat hutan dan alam di wilayah ini melalui pemasangan signboard dan sosialisasi kepada wisatawan yang berkunjung. Praktek-praktek ekowisata di wilayah ini memberikan kontribusi peningkatan ekonomi yang signifikan bagi warga setempat.
- Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kampung wisata Cengkeh Afo dikelola oleh Komunitas Cengkeh Afo & Gamalama Spices (CAGS), dengan jumlah penduduk sebanyak 362 jiwa dan 48 Kepala Keluarga. Mereka mengedepankan konsep pariwisata berbasis masyarakat, dimana masyarakat lokal berperan aktif Dalam perencanaan, pengelolaan dan pelestarian destinasi.
- Kampung wisata Cengkeh Afo memiliki sebuah restoran berkonsep “Eco-Restaurant” dengan menu berbasis rempah-rempah. Restoran ini memberikan pengalaman gastronomi yang tak terlupakan. Wisatawan akan diajak mengikuti “lorong waktu” menikmati menu makanan masa lalu leluhur warga setempat yang dikenal dengan nama "Rimo-Rimo", atau tradisi memasak dengan menggunakan bambu. Mengusung konsep “from the forest to the table", komunitas CAGS menyediakan hampir seluruh kebutuhan rempah-rempah, karbohidrat, sayuran, buah-buahan dan pasokan daging ayam secara mandiri di dalam hutan. Ibu-ibu CAGS memasak menggunakan tungku kayu bakar serta penyajian makanan menggunakan piring bambu, gelas batok kelapa, sendok dan garpu kayu/bambu, mangkok bambu, dan makanan dibawa menggunakan “salon” atau keranjang bambu yang dipikul. Restoran Cengkeh Afo menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Ternate.
- Kampung wisata Cengkeh Afo kerap menjadi lokasi penelitian bagi sejumlah mahasiswa di universitas lokal, nasional hingga mahasiswa internasional (Swiss dan Australia). Lokasi ini telah menjadi rujukan bagi mahasiswa dan kelompok-kelompok ekowisata lainnya, seperti Taman National Aketajawi Lolobata untuk mempelajari aspek ekologi, flora dan fauna, ekonomi, arsitektur, kuliner dan praktek-praktek ekowisata.
- Warga Cengkeh Afo masih sangat kental mempraktekkan adat istiadat dan budaya mereka dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tradisi gotong royong (membantu keluarga dalam prosesi perkawinan, membantu warga yang berduka, membersihkan lingkungan, dll), tradisi panen cengkih (berpantun dan bergembira memetik cengkih dengan lagu-lagu “aibom”), tradisi menari “gala” bersama dalam menyambut tamu, praktek-praktek tradisi makanan tradisional seperti "Saro-Saro" saat perhelatan perkawinan, tradisi memakai kebaya tradisional Ternate, dll. Warga disini sebagian besar adalah “balakusu sekano-kano” atau rakyat pengikut Sultan Ternate sehingga mereka sangat mengikuti tradisi kehidupan keraton dan petuah-petuah di Kesultanan Ternate.
- Menyaksikan pohon cengkih tertua di dunia “Cengkeh Afo” generasi ke-3 yang telah berumur 200an Tahun.
- Belajar sejarah rempah dengan pemandu wisata lokal yang paham tentang kisah perdagangan rempah, kisah Cengkeh Afo, dan objek-objek wisata sejarah di wilayah ini seperti reservoir peninggalan Belanda, perkebunan pala Belanda, mata air tege-tege, bunker Jepang, dll.
- Menikmati panorama alam hutan rempah dan view diseberang lautan dari ketinggian Gunung Gamalama
- Menikmati kuliner berbasis rempah di restoran Cengkeh Afo dengan konsep makanan yang dimasak menggunakan bambu “Rimo-Rimo”. Pastikan menikmati Teh Rempah, Kopi Rempah dan Air Guraka di restoran ini. Pastikan membeli produk rempah-rempah lokal di sales outlet Cengkeh Afo dan masyarakat untuk mendukung perekonomian warga setempat.
- Menyaksikan “live cooking” makanan rimo-rimo yang dipersembahkan Ibu-ibu CAGS dengan menyajikan empat menu makanan.
- Melihat pengrajin bambu cina/batik di wilayah membuat sejumlah produk dari bambu seperti kursI, meja, lemari, kap lampu, dan sejumlah kerajinan bambu lainnya.
- Bagi pecinta botani dan rempah-rempah, kampung wisata ini adalah lokasi yang tepat untuk dikunjungi untuk belajar tentang jenis-jenis rempah (cengkih, pala, kayu manis, kopi, kecombrang, jahe, dll), jenis-jenis pohon, jenis-jenis buah-buahan, dll.
- Luangkan waktu di malam hari (jam 19.00-23.00) untuk melihat Kus-Kus Mata Biru (Phalanger matabiru), spesies endemik kus-kus di Kota Ternate.
- Buat pecinta burung, nikmati petualangan “bird watching" untuk melihat Burung Pita Ternate (Erythropitta rufiventris cynanonota) juga dikenal sebagai Burung Tohoko, yang keberadaannya cukup langka di Ternate.
- Saat musim durian, pastikan makan Durian di kebun warga Cengkeh Afo di hutan. Durian dari Kampung wisata Cengkeh Afo adalah salah satu durian dengan cita rasa terenak di Ternate.
- Saat musim cengkih, ikutlah warga setempat dalam prosesi panen cengkih. Anda akan disuguhkan tradisi panen cengkih yang sangat menarik.
- Mendaki ke puncak Gunung Gamalama dan dipandu oleh guide lokal dari desa ini.
- Hormatilah kearifan lokal dan jangan merusak pohon dan tanaman sekitar serta tidak mebuang sampah di dalam hutan atau lingkungan sekitar. Bawa pulang sampah anda ke rumah.
- Gunakan alas kaki dan baju yang nyaman karena area sekitar berupa jalan setapak dan sedikit menanjak.
- Menginap di homestay di Kampung wisata Cengkeh Afo. Nikmati suasana malam yang dingin, tenang dan kadang berkabut sambil mendengar warga penghuni rumah bercerita tentang budaya dan tradisi mereka disaat makan malam rersama atau saat menyeruput kopi rempah di teras rumah mereka. Mandi di alam terbuka dengan pancuran air yang berasal dari sumber mata air pegunungan adalah pengalaman yang tak terlupakan.